CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Halaman

Sabtu, 01 Oktober 2011

Artikel

Tradisi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Lain ladang lain belalang, begitulah bunyi pepatah yang artinya lain tempat lain pula adat kebiasaannya. Dalam bahasa Jawa dikatakan “seje desa mawa cara”.

Begitu pula di Kabupaten Banyuwangi,khususnya di daerah pedesaan. Tradisi “endhog – endhogan” yang dilaksanakan pada acara peringatan “Maulid Nabi Muhammad SAW” merupakan adat kebiasaan masyarakat Banyuwangi (Suku Osing).

Peringatan Maulid Nabi SAW oleh masyarakat Suku Osing selain dilaksanakan dengan membaca “Berjanji” yang berisi kisah Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan istilah “Serakalan” di Masjid atau Mushola – mushola juga dimeriahkan dengan acara pawai “endhog – endhogan”

Istilah endhog – endhoganbukan berarti telurnya tidak sungguhan, tetapi makna kata ulang “endhog – endhogan” itu menunjukkan sangat banyaknya telur. Telur – telur itu dipajang pada pohon pisang yang sebelumnya dihias dengan berbagai kertas berwarna – warni dan bentuk hiasannyapun bermacam – macam. Namun kebanyakan berbentuk masjid.

Makna dari “endhog - endhogan” itu pada hakikatnya menggambarkan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW disambut dengan seluruh umat Islam, karena dengan kelahirannya seluruh umat percaya akan membawa pada perbaikan akhlak. Kita tahu pada sejarah sebelum Nabi Muhammad SAW lahir, berada pada zaman kegelapan, dimana akhlak dan moral manusia rusak (bejat).

0 komentar: